iklan

Dibantu Wali Kota Amsterdam, Warga RI Gelar "Aksi Ahok" di Museumplein

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Dibantu Wali Kota Amsterdam, Warga RI Gelar "Aksi Ahok" di Museumplein
Dibantu Wali Kota Amsterdam, Warga RI Gelar "Aksi Ahok" di Museumplein

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Dengan berpakaian serba hitam, tak kurang dari 350-an warga Indonesia memadati areal di Museumplein, Amsterdam, pada Sabtu malam (13/5/2017).
Baca Juga : Aksi Bela Ahok di Taiwan, Warga RI Banjiri "Taipei Main Station"
Museumplein atau Museum Square adalah sebuah area terbuka luas yang ditempati oleh beberapa museum dan bangunan penting di Amsterdam.

Ada museum Van Gogh, Steidelijk, dan Rijkmuseum di sana. Patung-patung cantik bertebaran di taman, menjadikan tempat ini sebagai salah satu lokasi favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Amsterdam.

Semula, aksi damai warga Indonesia di Amsterdam akan digelar di Dam-Rak, dengan menyalakan lilin.

Namun, Wali Kota Amsterdam Eberhard Van der Laan yang menaruh perhatian terhadap aksi ini memberikan tempat yang lebih luas di Museumplein.

Dia menilai, Dam-Rak, yang adalah alun-alun di tengah kota, terlalu kecil untuk menampung banyaknya peserta aksi.

Di Belanda, aksi dilakukan di empat kota, yakni Amsterdam, Groningen, Den Haag, dan Utrecht.

Warga Indonesia di Amsterdam berkumpul bersamaan dengan gelombang aksi serempak yang berlangsung di belasan kota di dunia, untuk mendukung Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama.

Basuki alias Ahok dijatuhi vonis dua tahun penjara untuk kasus penistaan agama.

"Kalau murni kasus hukum Ahok pasti bebas," ungkap Densi Bura, warga Indonesia yang menetap di Haarlem, dan ambil bagian dalam aksi di Amsterdam ini.

Menurut Densi, panitia penyelenggara meminta semua peserta yang hadir mengenakan pakaian serba hitam.

"Ini sebagai simbol berkabung atas matinya keadilan dalam vonis penjara Ahok. Tidak adil, karena diboncengi politik," ungkap seorang peserta aksi yang tergabung dalam Jaringan Ahok-Djarot Internasional.

Peta Indonesia yang dibawa dalam acara ini pun menggunakan latar belakang berwarna hitam. Warna itu pun dipilih demi menyampaikan pesan duka yang sama.

Sejak vonis penjara dijatuhkan terhadap Ahok, Belanda memang menjadi salah satu negara di dunia yang menaruh perhatian besar terhadap kasus tersebut.

Majelis Rendah (Tweede Kamer) Belanda bahkan berseru kepada Menteri Luar Negeri, Bert Koenders, agar mengajukan permohonan kepada Indonesia untuk membebaskan Ahok.

Desakan Majelis Rendah itu diberitakan harian terbesar Belanda, De Telegraaf, edisi Rabu (10/5/2017), setelah sebelumnya memberitakan tentang vonis penjara dua tahun untuk Ahok.

Selanjutnya, Parlemen Belanda menyatakan, hukuman terhadap Ahok merupakan bentuk serangan langsung terhadap kebebasan.

Joël Voordewind, anggota Parlemen dari Partai Christian Union, mengatakan, mayoritas anggota DPR Belanda sepakat atas usulan untuk mengajukan keprihatinan kepada Bert Koenders.

Parlemen berharap Pemerintah Belanda mau membahas dan mengangkat kasus ini ke Uni Eropa (UE) dan Pemerintah Indonesia.

Aksi damai dengan menyalakan lilin dan doa bersama berlangsung sejak Sabtu (13/5/2017) dan Minggu (14/5/2017) waktu setempat, di belasan negara.

Di Amerika Serikat, aksi solidaritas berlangsung setidaknya di 10 kota, antara lain Los Angeles, Washington DC, San Francisco, Seattle, Chicago, dan New York.

Aksi solidaritas dengan menyalakan lilin juga akan dilakukan di Sydney, Australia, pada Minggu (14/5/2017) pukul 16.00 waktu setempat.
Baca Juga : Ribuan Warga Indonesia di Australia Gelar Aksi Mendukung Ahok
Sementara di Taipe aksi digelar di stasiun utama metro Taipe pada Minggu (14/5/2017) pukul 18.00 waktu setempat.
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Dibantu Wali Kota Amsterdam, Warga RI Gelar "Aksi Ahok" di Museumplein"

Posting Komentar